Desa Beusi merupakan salah satu desa yang berada di kecamatan Ligung.
Masyarakat desa Beusi sudah memiliki pola pikir kesehatan yang sudah
cukup baik. Hal itu dapat dilihat dari kondisi kesehatan lingkungan
masyarakat di Beusi dan terdapatnya beberapa fasilitas kesehatan yaitu,
berupa Puskesmas Pembantu (Pustu), dua tempat praktik bidan, dan 3 orang
mantri.untuk kesadaran masyarakatnya sendiri akan keseharan sudah cukup
baik. Hal itu ditandai dengan banyaknya warga yang pergi ke Pustu atau
bidan setempat dan membeli obat yang tersedia disana ketika sakit.
Puskesmas pembantu (Pustu) desa Beusi merupakan tangan panjang dari
Puskesmas pusat yang berada di kecamatan Ligung. Puskesmas merupakan
organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang
menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan terjaungkau oleh
masyarakat, dengan peran serta aktif masyarakat. Puskesmas merupakan
pusat kesehatan masyarakat yang melayani kesehatan tingkat dasar
sehingga harus mudah dijangkau. Upaya kesehatan tersebut diselenggarakan
dengan menitik beratkan pada pelayanan untuk masyarakat guna mencapai
derajat kesehatan yang optimal tanpa mengabaikan mutu pelayanan pada
perorangan.
Puskemas pembantu (Pustu) desa Beusi kondisinya cukup
memperihatinkan. Baik dari alat-alat kesehatan, kondisi bangunan Pustu
sendiri, ataupun tenaga kesehatan. Untuk alat-alat kesehatan yang
tersedia di Pustu sangat minim atau sangat tidak lengkap. Selain itu,
alat-alat tersebut sudah lama dan kurang terawat atau rusak. Selain
alat-alat kesehatan, kondisi bangunan Pustu pun juga terbilang
memprihatinkan. Hal ini terlihat dari dinding-dinding yang retak di
seluruh bangunan Pustu. Selain itu, banyak ruangan di Pustu yang
terbengkalai karena tidak digunakan sehingga terlihat kumuh. Tenaga
kesahatan di Pustu pun minim. Hanya terdapat 3 bidan yang tidak terdapat
pembagian kerja (shift), sehingga para bidan tersebut bekerja secara
terus menerus.
Untuk kesehatan para balitanya, desa Beusi menyelenggarakan kegiatan
Posyandu setiap satu bulan sekali. Posyandu ini diselenggarakan tersebar
di 5 dusun yang berada di desa Beusi. Tempatnya sendiri berada di rumah
setiap kepala dusun karena tidak adanya pos Posyandu tetap. Setiap
tempat Posyandu memiliki kader-kader Posyandu yang berasal dari
masyarakat sekitar yang memiliki kesadaran lebih tentang kesehatan dan
lebih berperan aktif dalam hal kesehatan di dusun mereka masing-masing
sehingga setiap kader Posyandu di tiap dusunnya berbeda-beda.
Posyandu dilakukan dalam 5 sistem meja yaitu pendaftaran,
penimbangan, pencatatan, penyuluhan dan pelayanan. Program Posyandu
diantaranya kesehatan ibu dan anak, program KB (keluarga berencana).
Posyandu dilakukan untuk mengurangi permasalahan kesehatan masyarakat
yang utama yaitu masih tingginya angka kematian bayi dan angka kematian
ibu. Di samping itu, posyandu berperan juga untuk mengurangi masalah
kekurangan gizi pada bayi di sekitar Desa Beusi, karena perilaku sadar
gizi pada masyarakat Beusi di setiap dusunnya masih kurang sehingga
terdapat permasalahan kurang gizi pada bayi yang seharusnya bertumbuh
kembang secara ideal. Selain itu juga, permasalahan kekurangan gizi yang
disebabkan oleh kurangnya asupan makanan ke dalam tubuh yang terdapat
pada ibu hamil dan menyusui yang akan mengganggu tumbuh kembang bayi. Di
Posyandu juga biasanya terdapat program keluarga berencana (KB).
Program KB bertujuan untuk menekan laju pertumbuhan penduduk dan
meningkatkan kesejahteraan keluarga.
Meskipun kesadaran masyarakat kesehatan di desa Beusi sudah baik,
permasalahan tentang rendahnya kondisi kesehatan lingkungan juga perlu
diperhatikan. Lingkungan tidak sehat juga berperan secara langsung dan
tidak langsung terhadap kesehatan masyarakat. Masalah kesehatan
lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan adalah pembakaran sampah.
Di desa Beusi sendiri belum memiliki Tempat Pembuangan Sampah (TPS),
sehingga pembuangan sampah warga desa dilakukan dengan cara membakar
sampah yang ada di pekarangan belakang rumah. Hal ini merupakan hal yang
memprihatinkan, melihat dampak dari pembakaran sampah sendiri yang akan
mengganggu kondisi kesehatan pernapsan mereka.
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan salah satu faktor
penting untuk mendukung peningkatan status kesehatan. Perilaku hidup
bersih dan sehat merupakan sekumpulan tindakan (perilaku) yang
dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang
menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang
kesehatan serta berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan
masyarakatnya.
Perilaku hidup bersih dan sehat di desa Beusi antara lain warga desa
sudah memiliki WC masing – masing ditiap rumah, sebulan sekali ada
kegiatan bersih bersih contohnya pemotongan pohon yang sudah menganggu
jalan dan sudah lebat sehingga dapat membahayakan pengguna jalan dan
juga daun yang berjatuhan dapat menjadi sampah yang berserakan, selain
itu ada kegiatan fogging yang berguna untuk membunuh nyamuk
dewasa dan serangga yang menganggu yang dapat menyebabkan penyakit,
contohnya DBD. Selain itu juga ada kegiatan rutin oleh ibu ibu PKK yaitu
senam setiap Minggu sore di Balai Desa Beusi yang dihadiri oleh ibu-ibu
warga desa Beusi yang bertujuan untuk menjaga kondisi kesehatan mereka
sekaligus tempat untuk bersilaturahmi antar ibu-ibu warga desa Beusi.
Namun sayangnya, hanya beberapa orang ibu-ibu saja yang selalu mengikuti
kegiatan senam tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar