Kamis, 18 Agustus 2016

Aspek Kesehatan

Desa Beusi merupakan salah satu desa yang berada di kecamatan Ligung. Masyarakat desa Beusi sudah memiliki pola pikir kesehatan yang sudah cukup baik. Hal itu dapat dilihat dari kondisi kesehatan lingkungan masyarakat di Beusi dan terdapatnya beberapa fasilitas kesehatan yaitu, berupa Puskesmas Pembantu (Pustu), dua tempat praktik bidan, dan 3 orang mantri.untuk kesadaran masyarakatnya sendiri akan keseharan sudah cukup baik. Hal itu ditandai dengan banyaknya warga yang pergi ke Pustu atau bidan setempat dan membeli obat yang tersedia disana ketika sakit.
Puskesmas pembantu (Pustu) desa Beusi merupakan  tangan panjang dari Puskesmas pusat yang berada di kecamatan Ligung. Puskesmas merupakan organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan terjaungkau oleh masyarakat, dengan peran serta aktif masyarakat. Puskesmas merupakan pusat kesehatan masyarakat yang melayani kesehatan tingkat dasar sehingga harus mudah dijangkau. Upaya kesehatan tersebut diselenggarakan dengan menitik beratkan pada pelayanan untuk masyarakat guna mencapai derajat kesehatan yang optimal tanpa mengabaikan mutu pelayanan pada perorangan.
Puskemas pembantu (Pustu) desa Beusi kondisinya cukup memperihatinkan. Baik dari alat-alat kesehatan, kondisi bangunan Pustu sendiri, ataupun tenaga kesehatan. Untuk alat-alat kesehatan yang tersedia di Pustu sangat minim atau sangat tidak lengkap. Selain itu, alat-alat tersebut sudah lama dan kurang terawat atau rusak. Selain alat-alat kesehatan, kondisi bangunan Pustu pun juga terbilang memprihatinkan. Hal ini terlihat dari dinding-dinding yang retak di seluruh bangunan Pustu. Selain itu, banyak ruangan di Pustu yang terbengkalai karena tidak digunakan sehingga terlihat kumuh. Tenaga kesahatan di Pustu pun minim. Hanya terdapat 3 bidan yang tidak terdapat pembagian kerja (shift), sehingga para bidan tersebut bekerja secara terus menerus.
Untuk kesehatan para balitanya, desa Beusi menyelenggarakan kegiatan Posyandu setiap satu bulan sekali. Posyandu ini diselenggarakan tersebar di 5 dusun yang berada di desa Beusi. Tempatnya sendiri berada di rumah setiap kepala dusun karena tidak adanya pos Posyandu tetap.  Setiap tempat Posyandu memiliki kader-kader Posyandu yang berasal dari masyarakat sekitar yang memiliki kesadaran lebih tentang kesehatan dan lebih berperan aktif dalam hal kesehatan di dusun mereka masing-masing sehingga setiap kader Posyandu di tiap dusunnya berbeda-beda.
Posyandu dilakukan dalam 5 sistem meja yaitu pendaftaran, penimbangan, pencatatan, penyuluhan dan pelayanan. Program Posyandu diantaranya kesehatan ibu dan anak, program KB (keluarga berencana). Posyandu dilakukan untuk mengurangi permasalahan kesehatan masyarakat yang utama yaitu masih tingginya angka kematian bayi dan angka kematian ibu. Di samping itu, posyandu berperan juga untuk mengurangi masalah kekurangan gizi pada bayi di sekitar Desa Beusi, karena perilaku sadar gizi pada masyarakat Beusi  di setiap dusunnya masih kurang sehingga terdapat permasalahan kurang gizi pada bayi yang seharusnya bertumbuh kembang secara ideal. Selain itu juga, permasalahan kekurangan gizi yang disebabkan oleh kurangnya asupan makanan ke dalam tubuh yang terdapat pada ibu hamil dan menyusui yang akan mengganggu tumbuh kembang bayi. Di Posyandu juga biasanya terdapat program keluarga berencana (KB). Program KB bertujuan untuk menekan laju pertumbuhan penduduk dan meningkatkan kesejahteraan keluarga.
Meskipun kesadaran masyarakat kesehatan di desa Beusi sudah baik, permasalahan tentang rendahnya kondisi kesehatan lingkungan juga perlu diperhatikan. Lingkungan tidak sehat juga berperan secara langsung dan tidak langsung terhadap kesehatan masyarakat. Masalah kesehatan lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan adalah pembakaran sampah. Di desa Beusi sendiri belum memiliki Tempat Pembuangan Sampah (TPS), sehingga pembuangan sampah warga desa dilakukan dengan cara membakar sampah yang ada di pekarangan belakang rumah. Hal ini merupakan hal yang memprihatinkan, melihat dampak dari pembakaran sampah sendiri yang akan mengganggu kondisi kesehatan pernapsan mereka.
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan salah satu faktor penting untuk mendukung peningkatan status kesehatan. Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan sekumpulan tindakan (perilaku) yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan serta berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya.
Perilaku hidup bersih dan sehat di desa Beusi antara lain warga desa sudah memiliki WC masing – masing ditiap rumah, sebulan sekali ada kegiatan bersih bersih contohnya pemotongan pohon yang sudah menganggu jalan dan sudah lebat sehingga dapat membahayakan pengguna jalan dan juga daun yang berjatuhan dapat menjadi sampah yang berserakan, selain itu ada kegiatan fogging yang berguna untuk membunuh nyamuk dewasa dan serangga yang menganggu yang dapat menyebabkan penyakit, contohnya DBD. Selain itu juga ada kegiatan rutin oleh ibu ibu PKK yaitu senam setiap Minggu sore di Balai Desa Beusi yang dihadiri oleh ibu-ibu warga desa Beusi yang bertujuan untuk menjaga kondisi kesehatan mereka sekaligus tempat untuk bersilaturahmi antar ibu-ibu warga desa Beusi. Namun sayangnya, hanya beberapa orang ibu-ibu saja yang selalu mengikuti kegiatan senam tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar